Oleh: Devi Tri Wahyuni (PT 30, Pendidikan
Sejarah 2014)
Sudah
hampir maghrib saat dua kakak beradik yang kadang akur kadang perang badar itu
sampai di rumah. Haidar memandang aneh pada adiknya. Padahal biasanya Lili
nyerocos terus, nyeritain apa aja yang terjadi di kampus. Biasanya dia langsung
menuju kulkas, minum sumur alias susu murni. Tapi kali ini dia langsung
berjalan ke kamarnya.
Bada maghrib Haidar memutuskan untuk menemui
adiknya yang gak nongol-nongol di meja makan. Padahal hari itu masak semur
jengkol tahu kesukaannya.
Tok..tok..
tok!
“
Li kamu masih hidup kan? Aa boleh masuk?”
“
Masihlah! masuuk ajaa gak dikunci kok!”
“
Li kenapa sih? Lagi PMS ya?” Haidar duduk di dekat meja belajar menghindari
lemparan boneka panda adiknya. Lili mau marah tapi lagi gak mood.
“
Kenapa? Galau sama nilai? Atau sama ikhwan?” Haidar terkikik sementara Lili
mendelik tak terima. Setelah senyap beberapa menit, Lili menatap abangnya ragu.
Ceritain gak ya? cerita aja apa cerita banget? Setelah menelaah dan menimbang
akhirnya Lili mau juga buka mulut.
“ Bang, boleh.. gak
sih.. valentinan?”
Haidar terpana
mendengar pertanyaan itu.
“ Kan abang udah
bilang, we are muslim, so, Menurut kamu?”
Lili mesem-mesem, ditanya kok nanya balik.
Akhirnya dia menceritakan insiden “Bumerang Hari Pink” yang terjadi di kelas tadi. Haidar menghela
napas lalu tersenyum.
“
Valentine kan katanya buat mengenang martir yang namanya si St. Valentine tea. Dan ini tuh culture mereka, bukan
ritual agama. Kalo cewe ngasih ke cowo dalam rangka cinta-cinta yang begituan
ya jelas gak halal kan? Terus kalo misalnya ngasih ke temen, ibu, bapa sekedar
buat nunjukin rasa sayang gimana?” Lili bertanya dalam satu tarikan napas.
Haidar tampak berpikir namun kembali tersenyum simpul, simpulnya simpul
jangkar(halaah!).
“
Pertama Lili harus tahu kalo St. Valentine itu piktip,” Haidar tersenyum
melihat Lili yang ternganga. Entah kaget atau pengen bilang kalo abangnya itu
salah ngucapin kata ‘fiktif’. Tapi Haidar buru-buru menambahkan.
“Valentine
itu menurut sejarahwan berasal dari ritual agama pagan, tau kan yang suka
nyembah dewa-dewa itu? Di era Yunani kuno. Perayaannya, Astagfirullah..penuh
maksiat! Nah, Paus Gelasius I pada masa keemasan Kristen ingin menancapkan
pengaruhnya di istana Romawi dan melakukan sinkretisme pada berbagai budaya
pagan termasuk perayaan itu dan membelokan arti dan isunya menjadi hari kasih
sayang.” Haidar melihat mata adiknya membulat. Lili sendiri sedikit bergidik.
Hampir saja ia terjerumus membolehkan peringatan ritual agama yang dulunya
penuh dosa itu.
“ Paus Gelasius I sendiri yang bilang bahwa
dirinya tidak mengenal martir bernama St. Valentine itu, tapi anehnya legenda
soal santo gadungan itu terus ditancapkan, bahkan sampe kuburan santo lain
dipalsukan dan disebut sebagai makamnya si
St. Valentine itu coba? Baayaangkaan!” Haidar menjelaskan dengan
berapi-api sementara Lili mengangguk-angguk tampak berpikir keras. “ Perayaan
V-day sendiri udah dihapusin sama pihak gereja dan dilarang sejak tahun 1969
karena gak jelas asal-usulnya. Sayangnya udah kagak mempan lagi.”
“
Terus kalo yang cuma budaya mereka aja gimana a?”
“
Ehem, soal yang satu ini kita juga musti ati-ati walau keliatan netral. Kalo
liat dari asal kata bahasa Inggrisnya, culture, cult = cara penyembahan dan lore
= adat atau kebiasaan. Nah apa coba? Jadi hakikatnya setiap budaya adalah
kebiasaan cara kita melakukan penyembahan atau penghambaan kepada Tuhan atau
dewa.”
“
Contohnya?”
“
Contohnya jilbab yang kamu pakai sekarang. Sebelum Islam datang perempuan di
Indonesia masih berpakaian terbuka, liat aja arca-arca perempuan zaman kerajaan
kuno. Datangnya Islam mewjibkan perempuan menutup aurat sehingga pakaian yang
dibaut mulai lebih tertutup.” Lili berseru kencang sementara Haidar mengangguk.
“
Nah sebagai muslim kita jangan dikit-dikit tasabuh, jadi follower tanpa tau
apakah yang kita ikuti itu bener apa gak bener.” Haidar menutup penjelasannya
dengan mengangkat alis sok keren membuat Lili mendengus. Sekarang narsisnya
yang kumat.
“
A kalo dipikir-pikir hadisnya Rasulullah Saw itu sekarang kebukti ya? yang dari
Abu Said ra. bahwa Nabi saw. bersabda: Sungguh
kamu akan mengikuti perilaku (budaya) orang-orang sebelum kamu sejengkal demi
sejengkal, selangkah demi selangkah. Hingga meskipun mereka mendaki memasuki
lubang biawak, kamu pun ikut mendakinya. Kami (Abu Said dkk.) bertanya: Ya
Rasulullah! Apakah kami akan mengikuti orang-orang Yahudi dan Nasrani? Nabi
menjawab: (Mengikuti) Siapa lagi. (HR. Bukhari no. 3197).” Lili
menyebutkannya dengan lancar.
“
Nah pinter adek Aa, ya udah sekarang makan gih! Kasian kan Bunda udah
capek-capek masak.”
“
Kalo itu sih gak usah disuruh hehe..” Lili langsung tancap gas gigi satu ke
dapur yang membuat kakinya terantuk meja. Gadis itu berteriak kesakitan sambil
loncat-loncat persis kangguru. Haidar tertawa lepas. Lili..Lili..!
-o0o-
Buat yang penasaran
sama cerita Lili pas di kampus dan insiden “bumerang hari pink” bisa dibaca di
bawah. Takutnya kepanjangan jadi dipisah buat yang gak males baca lagi hehe XD
“
Pada kenapa sih?! ” Lili mendengus sebal sambil membetulkan letak kerudungnya.
Ia mengucek-ngucek pipinya, ya..
barangkali ada bekas iler gitu. Soalnya orang-orang melihat ngeri padanya
sesorean ini. Doi emang sempet kebablasan tidur pas mata kuliah ketiga tadi.
Malu juga sebenernya, secara pas doi melek temen-temennya udah ngikik dan
dosennya menatap tajam setajam silet. Lagian muslimah berjilbab masa ketiduran
di kelas? Ugh..
Eh, tapi bukan sepenuhnya salah dia kok!
Kemarin Lili begadang ngerjain tugas. Besoknya kuliah full dari pagi sampe
sore. Kenapa Lili gak ngerjain tugas sebelum-sebelumnya? Jawabannya simpel. Dia
gak tahan sama godaan novel-novel baru yang dibelinya di pameran minggu
kemarin. Mana belinya borongan! Suruh siapa penulisnya pinter-pinter bikin
novel sampe bikin dia gak bisa berhenti baca hi..hi..
Seorang
gadis dengan tampang hello kitty tapi hati sekuriti berjalan riang ke arah Lili.
Dia menepuk pundak gadis itu, membuat Lili melompat kaget. Duh, untung kagak
jantungan!
“
Hei bu mukanye serem amat? Lagi bet mud ya?”
“
Hai, hei, hoi, Assalamu’alaikum kek Nggi! Lagian aku tuh lagi bad mood bukan
bet mud!” Lili pasang wajah sok galak.
“
Eh iya Wa’alaikum salam. Lah, emang beda ya? Apa sekarang udah ganti? Orang
Inggris tuh labil juga ya ternyata.”
Anggi
sohibnya yang beda jurusan berargumen dengan watadosnya. Lili sampe
menepok jidatnya, kalo jidat orang lain bisa berabe kan? Hoho. Sohib Lili yang
anak betawi asli dan selalu bilang kalo dia mungkin sodaraan sama si Doel anak sekolahan emang suka rada
lola bin tulalit. Untung Anggi udah jadi sohibnya sejak negara api menyerang,
coba kalo enggak? Bisa-bisa komplikasi deh ngadepin ketulalitan Anggi. Tapi
biarpun telmi Anggi tuh baik banget..nget! Suka nraktir kalo Lili lagi kanker.
Baik versi anak kos gitu loh..
“
Kenapa atuh Li? Coba cerita sama Gue.” Anggi memasang senyum tulus. Tadi
rencananya gadis betawi itu mau langsung pulang dengan harapan spongebob atau
upin ipin masih tayang. Tapi pas liat sohibnya yang doyan jengkol berjalan
dengan tampang horor dan bikin anak-anak jurusan lain pada kabur, dia
memutuskan untuk melakukan penyimpangan dulu (maksudnya nyimpang nyamperin Lili
hehe). Lili terenyuh juga dengan perhatian Anggi. Rasa kesalnya perlahan
menguap.
“
Nggi.. tau gak?”
“
Kagak!”
“
Ih! Anggi serius nih!”
“
Lah kan situ belum cerita?”
“
Eh, iya juga sih? hehe,” Lili nyengir malu-malu serigala. Akhirnya doi
nyeritain ‘Tragedi Bumerang Valentine’ saat matkul PAI tadi. Matanya mendadak
berapi-api, Alhamdulillah harga bbm udah turun jadi gak susah nyalain api.
Ehem, jadi gini ceritanya..
Jam terakhir aka jam keemat
adalah bagian Pa Pram, dosen MKDU Pendidikan Agama Islam yang kebagian mengajar
kelas Lili. Si bapa ini ternyata cukup asik dan terbuka, banyak pemikiran baru
yang Lili dapat. Minggu kemarin Lili sampe pengen banget nanya pendapat si bapa
soal sebuah hadis yang dia kurang ngerti tapi keburu pulang. So, hari ini doi
bertekad buat ngacung dan pokoknya kali ini gak boleh gagal lagi.
Rencananya Lili mau nanya gini..
Latar belakang :Pa sekarang
kan banyak remaja Islam yang ngerayain valentine
Landasan teori: padahal kan
kata sebuah hadis ‘ barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum maka dia
termasuk kaum itu’.
Rumusan masalah: Nah
sebetulnya mengikutinya itu hanya dalam konteks ibadah atau termasuk budaya?
Valentine kan bisa dibilang cuma budaya.
Dan tibalah saat mendebarkan
itu. Pa Pram mempersilakan mahasiswanya untuk bertanya. Lili mengangkat tangan
tapi kalah cepat. Dengan sabar dia mendengarkan kembali penjelasan Pa Pram yang
selalu panjang pake banget. Berkali-kali Lili dibikin gereget karena gestur Pa
Pram yang php. Berhenti bentar, eh taunya masih lanjut. Setelah menunggu dengan
nervous akhirnya kesempatan Lili datang juga. Tapi baru aja selesai nyampein
latar belakang, anak-anak sekelas langsung heboh. Belum lengkap rumusan masalah
Lili, Pa Pram langsung nyamber kaya mujaer bikin Lili tambah gereget. Dan
betapa kagetnya Lili saat mendengar jawaban dosen agamanya itu.
“ Meniru disini adalah kita
misalnya menyerupai watak mereka yang angkuh, licik, dan semacamnya. ” Jawaban selanjutnya tetap mengarah dan
membatasi bahwa konteks meniru itu hanya dalam hal ideologi dan watak. Bahkan
Pa Pram ngasih contoh lain seperti ulang tahun yang tidak dijelaskannya dengan
lebih rinci.
Lili mengerjap tak percaya.
Jawaban yang diharapkannya dapat memberikan pengertian yang lebih baik mengenai
‘hari pink keramat’ untuk kawan-kawannya malah melenceng seratus delapan puluh
derajat. Dan Lili mendengar
gumaman-gumaman lega di kelasnya. Lili jadi merasa bersalah, beristighfar dalam
hati berkali-kali. Dia berdo’a jika yang dikatakan dosennya benar semoga
hatinya bisa menerimanya, tapi jika tidak, semoga ALLAH Pemilik Segala Ilmu
tidak membuat tman-temannya mempercayai hal ini begitu saja dan memberikan
pemahaman yang lebih baik.
Setelah
selesai bercerita, tampang Lili jadi
kembali kusut kaya marmut. Dia menghela napas
berkali-kali yang bikin Anggi
curiga bengek sohibnya itu kumat. Setelah ditunggu-tunggu ternyata enggak, yaah..
eh Alhamdulillah!
“ Oh, gitu.. Hmm..iya juga ya
Li! Ngapain kita ngerayain ulang tahun Valentino Rossi, tanggal lahirnya aja
Gue kagak tau.” Ujar Anggi sok yakin dengan mimik prihatin. Wajah Lili kembali
horor mendengar jawaban itu.
“ Ang-gi kamu tuh sebenernya
tulalit apa minta dijitak sih?” Lili menatap sebal. Anggi nyengir sambil
mengangkat kedua jarinya, V hehe..
“ Ah! Mungkin maksud Lo
Valentine tuh si Entin anak jurusan Sejarah nyang hobinya gonta-ganti tanggal
ultah di FB? Bulan ini die udah lima kali ulang tahunan, emang dasar tuh anak!
Padahal ya...”
Lili melangkah cepat
meninggalkan Anggi yang masih nyerocos gak jelas. Dan dia baru inget kalo hari
ini Bang Haidar mau jemput. Abang nomor duanya itu ternyata udah miscall
berkali-kali. Emang enak punya abang yang bisa jadi tukang ojek, eh maksudnya
mau dimintain antar jemput ke kampus. Lili jadi merasa bersalah udah bikin
abang gantengnya nunggu, hiks..